Home » Artikel » Majelis Pendidikan Aceh Bahas Isu Pendidikan, Wabup Aceh Tamiang Sarankan Kurikulum Muatan Lokal

Majelis Pendidikan Aceh Bahas Isu Pendidikan, Wabup Aceh Tamiang Sarankan Kurikulum Muatan Lokal

Banda Aceh, InfoPublik – Wakil Bupati (Wabup) Aceh Tamiang Tengku Insyafuddin menyarankan agar mata pelajaran muatan lokal dimasukkan kembali ke kurikulum pendidikan Aceh. Harapannya, muatan lokal itu dapat mengembalikan semangat patriotisme anak-anak Aceh.

Demikian disampaikan Tengku Insyafuddin saat berdiskusi dengan Majelis Pendidikan Aceh (MPA) di Aula MPA, Jumat (26/3/2021). 

“Dunia pendidikan Aceh sekarang semangat patriotisme tidak ada lagi, bahkan seluruh nasional juga, buku-buku pelajaran yang dipelajari sekarang mulai SD, SMP dan SMA tidak ada lagi,” kata dia, yang datang bersama rombongan dengan tujuan bersilaturahmi.

Ia berharap, pelajaran sejarah daerah dituangkan kembali ke dalam kurikulum. “Hari ini, kita harus mengembalikan semangat nasionalisme anak didik kita dengan hadirnya pelajaran pendidikan sejarah,” kata dia.

Pelajaran sejarah ini bukan hanya menghafal tapi bisa menimbulkan semangat kejujuran dan kerja keras, seperti halnya pendahulu bahwa Aceh dikenal serta disegani seluruh dunia.

“Ini terjadi karena pendidikan semuanya, jadi kita harus mengangkat kembali citra Aceh melalui sejarahnya,” ujar dia.

Ia menyebutkan, untuk buku-buku sejarah tentang Aceh itu harus ditulis oleh orang Aceh sendiri bukan orang luar karena yang tahu sejarahnya secara mendetil adalah orang Aceh. Proses cetaknya juga di Aceh dan bila perlu buku tersebut digratiskan.

“Kami baru saja menyelesaikan satu mata pelajaran yaitu studi kurikulum muatan lokal yang sudah selesai pembuatannya tinggal dicetak,” ungkap dia.

Menanggapai hal tersebut Ketua MPA Abdi Wahab menyebutkan, masalah kurikulum secara nasional sudah ada kesepakatan. Sebenarnya di dalam kurikulum lokal sudah memberikan peluang luas, namun selama 5 tahun dan 10 tahun yang lalu terabaikan tentang sejarah, bahkan secara nasional mengakui tentang sejarah Aceh.

Menurut dia, pelajaran sejarah kita harus diintegrasikan tentang bagaimana membahas sejarah Aceh, dan ini kembali kepada guru lagi, guru harus memasukkan pelajaran sejarah kurikulum nasional itu, karena merupakan bagian-bagian dari sejarah Aceh, tanpa harus membuat mata pelajaran baru.

“Kalau kita menambah pelajaran baru berarti kita menambah beban bagi anak, merampas masa-masa permainannya, jadi anak-anak tidak bisa berkembang tidak ada kreativitas menurut teori,” tutur dia.

Dalam hal ini diperlukan musyawarah bersama dan jadi bahan untuk rekomendasi serta pertimbangan di dalam rapat pleno MPA ke depannya. MPA hanya bisa menyampaikan kepada dinas-dinas terkait melalui gubernur seperti Dinas Pedidikan, Dinas Pendidikan Dayah dan Kanwil Kementerian Agama untuk memasukkan pendidikan sejarah. 

“Sejarah itu memang sangat penting tapi sangat tergantung kepada gurunya, ini jadi sebagai peringatan terhadap pendidikan di Aceh terutama kurikulum lokal pendidikan sejarah,” kata dia.

Senada dengan itu anggota MPA Aceh Irhamuddin mengatakan, permasalahan ini ada di dalam karakter manusia. “Kalau kita berbicara dengan nasionalisme dan pendidikan karakter, tidak ada masalah pelajaran baru, tapi nilai-nilainya nasionlisme itu diintegrasikan ke dalam sejarah atau dalam mata pelajaran lain yang substansinya nanti diperkaya oleh guru dan pemerintah dalam bentuk buku dan bahan ajar digital,” imbuh dia. (mc)

About admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Powered by Dragonballsuper Youtube Download animeshow